Hmmmm.... kayaknya nggak semua orang mempunyai karunia memberi. Ini seperti yang mama alami hari jumat 27 Februari, kemarin. Sore itu, seperti biasa mama nunggu jemputan papa di depan kantor (wisma mulia). Sambil menunggu, tiba-tiba ada seorang cowok (putih ganteng) turun dari ojeg dan nanya ke mama apa punya tukeran uang. Agak panik, karena kebiasaan mama naruh uang nggak cuma di dompet, ada di saku, ada di kantongnya tas, di sarung HP ... semua selipan deh pokoknya tapi nggak pernah selipan B*a, untungnya ... :) Sambil menggeledah dan sempet ngelirik uang yang dia pegang, punya 10 ribuan 2, ada 20 ribuan 1 dan di dompet yang sengaja ia buka terlihat lembaran 50 ribuan, dapat mama pastikan lebih dari 5 lembar.
Mama : "Butuhnya berapa?"
si X : "5000-an dua, mbak"
Mama : sambil nggeledahin tas, "Adanya cuma selembar"
si X : "Gimana Pak?" (ngomong ke tukang ojeg)
Tukang ojeg : hanya bengong
Mama : "emang habis berapa?"
si X : "15 ribu"
Mama : "ya udah, pakai ini ajah"
si X : sambil nerima uang mama, "Terima kasih ya Mbak"
Mama : bengong lama sekali .....
Jadi si mas itu mau nerima uang 5000 dari mama, yang baru dia kenal, tanpa nuker hehe untuk bayar jasa ojeg yang ia tumpangi daripada mengikhlaskan uangnya atau bayar lebih 5000?! Oalah ... mas... mas.... ganteng ganteng lha kok turki ... turunan kikir hihihi. Dari uang yang terlihat di dompet, jelas hari itu bukan tanggal tua bagi dia. Turun dari ojeg dan masuk ke wisma mulia, pasti ngantor di perusahaan elit kayak mama ini hehehe, kok tahan malu yah nerima 5000 rupiah?! Sayang mama nggak ngapalin wajahnya :) Bukan berarti mama nggak ikhlas lho memberikan uang 5000 itu, mama cuma mikir tukang ojegnya. Gimana coba kalau mas itu nggak nemukan tukeran uang dan nggak ada yang ngasih 5000 ke dia, pasti tukang ojegnya cuma dibayar 10 ribu :( kasian khan .....
Perihal memberi, bagi mama, memberi itu adalah karunia yang diberikan Tuhan, karena nggak semua orang punya karunia memberi, gemar memberi, ikhlas memberi. Omong kosong lah kalau kita minta sama Tuhan kesuksesan, biar kalau sukses dan punya uang banyak, bisa memberi yang kekurangan. Bukannya banyak diantara kita, yang makin bokek, pas tanggal tua, uang lagi lucu-lucunya makin nafsu njajan? Dan kalau uang lagi banyak, yah makin nggak pingin ngeluarin uang? Terus kapan memberinya?
Bersyukur, dari kecil mama sudah melihat teladan nyata tentang memberi dari omanya Nathan. Opa cuma single fighter mencari nafkah, dengan penghasilan pas-pasan, gali lubang tutup lubang untuk menghidupi keluarga kami dan menanggung biaya pendidikan putra putrinya. Di keluarga kami, kami punya mbah sapu, mbah sayur, mbah semanggi, mbah tape dan beberapa yang lainnya (nggak update lagi karena udah 12 tahun ini di jakarta). Mbah-mbah itu adalah penjaja barang / makanan yang lewat di komplek rumah Oma. Oma termasuk orang yang nggak tegaan, jadi kalau jualan mbah" itu nggak habis, suka diborong oma dan kalau pas kita juga nggak ada uang, digantiin dengan beras. Jadilah rumah kita tempat persinggahan mbah" itu. Mungkin di komplek kami banyak yang lebih mampu dari keluarga kita, tapi nggak semuanya mempunyai hati yang ingin memberi. Itulah yang membuat mama yakin, kenapa sampai detik ini kami nggak pernah kekurangan, pasti karena doa mbah" itu :)
Selepas dari SMA (STM tepatnya), mama langsung kerja, saat itu nggak kepikir mau ngelanjutin kuliah, siapa yang mau nguliahin? Jadi mulai usia 19 tahun kurang, mama sudah kerja. Udah nggak minta" orang tua lagi, malah ikut membiayai sekolah adik" karena ortu sudah pensiun, pensiunan karyawan swasta pula :) Dengan apa yang mama miliki, akhirnya bisa nguliahin adik" dan diri sendiri. Itupun nggak semua orang menganggap perbuatan yang mama lakukan itu positif. Ada tetangga yang menghina oma opa nggak punya malu-lah membiarkan anaknya membiayai sekolah adik"nya, untuk yang ini tanggapan mama, kasian deh, coba mama ini anakmu :) Ada yang curiga uang yang mama dapatkan itu nggak halal-lah, untuk yang ini tanggapan mama, pasti yang ngomong begini kerjanya nggak di tempat mama kerja :) Ada juga yang bilang mama benalu-lah, karena masa nyekolahin adik", mama pacaran sama cowok tajir, tanggapan mama sih, kalau di otak mama cuma dipenuhi tentang uang, pasti mama mau dinikahin cowok ini :)
Modalnya hanya nekad dan berkeyakinan penuh bahwa Tuhan pasti akan mencukupkan :)
Nah pas udah married, kok ndilalah punya suami yang nggak pelit. Walaupun kami belajar hidup hemat, tapi prinsip kami jangan sampai jadi pelit dan menutup mata terhadap kebutuhan orang lain selagi kita punya.
Mama : "Pa, mama mau kirim paket, hadiah pernikahan Miss Lintang Wengi"
Papa : "Apaan?"
Mama : "Sprei sama angpao"
Papa : "Berapa?"
Mama : "Sekian"
Papa : "Tambahin, paling tidak setara dengan tiket PP Jakarta - Yogya, karena kita sudah janji mau datang"
Mama : "Tengkyu papa, kekurangannya uang papa lho ... cup cup"
Memberi, bukan berarti harus memberi uang. Kalau uang cukup susah untuk keluar dari dompet, kita masih bisa memberi perhatian, tenaga dan doa kok. Kalau semuanya itu susah .... minta ampunlah sama yang di atas :)
Tuhan itu akan melimpahkan berkat pada kita, kalau kita siap. Siap apa? Siap menjadi saluran berkat bagi orang lain. Jadi kalau hidup kita sudah diberkati tapi masih pelit, siap-siap berkatmu akan dicabut dari kehidupanmu ..... takut!!!!
Ukuran kekayaan bukan dilihat dari apa yang sudah kita
punya, rumah, kendaraan, investasi dll, tapi ukuran kita
kaya atau tidak dari seberapa banyak orang yang sudah ikut merasakan apa yang kita punya
Cobalah untuk memberi .......
8 comments on "Apakah memberi itu susah?"
Hm... pernah saya mampir ke blog seseorang dan mempertanyakan kenapa pengemis, pengamen & tukang minta2 ga ada di resto mahal or transportasi mahal. Apakah karena mereka pikir orang kaya lebih pelit ngasih sesuatu daripada yang 'biasa ajah'? Kalo saya mikirnya, jangan pernah takut kekurangan kalo kita memberi sesuatu. Toh Tuhan ga buta kok, semuanya ada balasannya :). Bukan begitu ?? Makasih ya uda mampir ke tempat saya & ngelink saya, saya link lagi ya mba... :) *duh kepanjangan yak?*
Bener mbak Quinie, kayaknya pengaruh krisis global ini apa yah kok banyak orang yang jadi susah bebagi atau dasarnya emang pelit hehehe
tangan di atas jauh lebih baik drpd tangan di bawah. yakin saja ma, Tuhan akan memberikan berlipat2 kali dari apa yang kita berikan kepada sesama. itulah kenapa ada ungkapan : indahnya saling memberi dan membagi
@btari : Amin...., tks ya cantik :)
Ada kalimat yg membekas dlm diri saya sampai dgn sekarang : "Berilah dan kamu akan diberikan,sesuai dgn takaran yg baik,sebab ukuran yg km pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu".terimakasih banyak untuk ceritanya
@mbak desi romiani : Praise de Lord :)
setuju banget mbak untuk beri memberi ini. katanya doa orang gak mampu itu pasti terkabul. kebayang deh kalo didoakan jelek gara2 pelit....hiiy banget..
@tyas : Bener Say, doa orang-orang yang kekurangan itu tulus :)
Post a Comment