Wednesday, August 20, 2008
"Dikerjain" Anak 2 tahun
Bagaimana sampai bisa anak berumur 2 tahun "ngerjain" mamanya? Jadi begini ceritanya. Malam itu Nathan sedang asyik bermain ama papanya. Main guling guling di kasur. Papanya disuruh guling guling dari ujung sana ke ujung sini. Saking serunya mereka, mama pingin bergabung. Mama ndusel ditengah-tengah mereka, otomatis papa nggak bisa guling guling lagi dong....
Nathan : (protes)"Mama, minggil... mama minggil, mama bobok awah".
Mama : "eh, kok mama disuruh minggir, Nathan nggak ayang mama ya?"
Nathan : (sedih dan speechless dibilang nggak ayang mama)..... ehm....
pembicaraan sempat terhenti dan dia ngomong ngalor ngidul nggak ada maksudnya sambil megang radio, pampers dll sampai dia melihat kaki mama yang kotor
Nathan : "Mama, kaki mama kotol"
Mama : "eh, iya tadi mama keluar gak pakai sandal"
Nathan : "Mama cuci kaki ulu di kamal mandi"
Mama : "Oke deh..." (sambil beranjak)
Nathan : "Ma, ini bantalnya sekalian bobok awah"
Mama dan Papa terbengong-bengong, ternyata itu tadi akal akalan Nathan untuk nyuruh mama turun dari tempat tidur... Ammmpuuunnnn. Kecil kecil udah ngerjain mamanya!!!
Nathan : "ayo Pa, main lagi....!!!"
Tuesday, August 12, 2008
Hidup adalah sebuah pilihan
Ceritanya, di tempat kerja lagi banyak restrukturisasi yang berdampak pada banyaknya temen" mendapat promosi kenaikan jabatan, menjadi Manager. Jabatan yang diarepin banyak orang sebagai suatu prestige dengan gaji besar dan fasilitas yang banyak tentunya. Yummy..... Diantara temen-temen yang diperintahkan memakai baju batik untuk terima SK itu ada "temen" mama.
Seorang Mbak, temen kerja bilang, "Si R, jadi manager ya?" Dan seorang bapak yang juga terima SK, menyampaikan, "Hari jumat kemarin ngeliat si R pakai baju batik juga". Pun saat seorang temen menginformasikan nama-nama yang pakai baju batik, dia menyebut beberapa nama dalam satu line dan khusus untuk Mr. R, dia tulis di line tersendiri. Semuanya seperti ingin memberi penekanan pada nama itu :) semoga mereka gak berpikir andaikanku jadi sama dia, pasti udah jadi istri Manager hehehe
Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kita membuat keputusan, kita nggak bisa lagi menengok kebelakang atau ingin kembali kebelakang apalagi sampai menyesalinya!! Ingin mengenang kembali seperti saat perasaan cintaku yang meletup-letup untuk Papa Nathan hingga memantabkan hati membuat pilihan menjadikan Mas Didit sebagai teman hidupku sampai maut memisahkan. Fase ini tidaklah mudah. Alur yang dialami tiap-tiap individu berbeda.
Kenal Mas Didit atau lebih tepatnya pertama kali ngeliat semenjak aku kelas 6 SD gara-gara temen sekolah minggu yang notabene tetangga Mas Didit, naksir berat. Waktu itu lagi bermain ke rumahnya, eh pas jamnya anak pulang sekolah, diajak duduk di teras demi menunggu Mas Didit pulang. "Lin (panggilanku, Lina), tuh gacoanku dateng, ganteng khan" Weleh .... weleh jaman segitu aku belum tau cowok ganteng, Yus :) ternyata temen-temen gereja juga udah pada ngecengin ... kemana ajah diriku....
Waktu sekolah di STM Telkom Sandhy Putra Malang, sering ketemu Mas Didit di gereja GKJW Talun Malang, kebetulan dia juga kuliah di Malang. Pernah nyapa sekali, karena yang diajak ngomong cuman mesam-mesem ajah, akhirnya kalau ketemu lagi terpaksa menghindar, biar nggak bingung ngajakin ngomongnya. Terakhir nyesel kenapa nggak pacaran dari jaman di Malang dulu.... Coba khan enak, ada yang mbantuin nggarap PR atau ngerjain Tugas Akhir. Hehehe... kembali lagi hidup adalah sebuah pilihan :)
Pernah nyenengin cowok tapi bertepuk sebelah tangan, disenengin beberapa cowok tapi nggak klik. Namanya juga bukan jodoh, gulung koming kayak apapun juga gak bakal nyantol sampai suatu hari di suatu hari minggu waktu pulkam ke bwi, sambil menunggu mama pulang gereja, ngobrol" sama mbaknya Mas Didit. Nanya khabar, bla bla bla sambil menunggu waktu. Aku juga tanya Mas Didit sekarang dimana, bukan nanya mas Didit udah punya pacar apa blom lho:) Dari pembicaraan itu baru tau juga ternyata selama di Malang dulu, Mas Didit nggak kenal namaku, kl cerita ke keluarganya bilangnya ketemu putune (cucunya) Mbah Djait di gereja .... gubrak... sedemikian terkenalnya diriku seorang Mas Didit nggak tau namaku ... kebangetan. Memberikan nomor Ha-Pe ku ke Mbak agar bisa menghubungiku mendapatkan referensi lowongan kerjaan di Jakarta untuk Mas Didit. Sama sekali aku nggak minta no hp-nya, jadi kalau dihubungi ya rejeki kalau nggak yo wes apes. Ternyata begitu nyampai Jkt, langsung dihubungi, aku hanya minta alamat email Mas Didit biar bisa kontak langsung tanpa perantara pihak ketiga.... Eng ing eng ... pertunjukan dimulai....
Berawal dari email yang berbalas-balasan, sampai akhirnya ke pembicaraan yang memberikan sinyal-sinyal, kita mulai merajut perasaan. Saat mulai serius dan mulai mengklarifikasi status, Mas Didit tau kalau sebelumnya aku telah menjalin hubungan yang cukup lama dengan orang lain. Dia mengingatkanku yang intinya dengan menjalin hubungan yang sudah lama berarti sudah invest perasaan, tenaga dan waktu, sementara kalau harus sama Mas Didit berarti mulai dari 0. Hmmm nasihat yang sangat bijak sekaligus membuat diriku bertanya, "apa ini orang serius dan berkeinginan untuk mendapatkan diriku?" Kok ngomongnya gitu? Tapi sekali lagi hidup adalah sebuah pilihan, dan aku memilih Mas Didit menjadi pacarku saat itu :)
Melewati masa pacaran untuk lebih mengenalnya, bertunangan sebagai komitmen awal bahwa kita nggak main" dengan hubungan kita sampai akhirnya berikrar sehidup semati kita lalui selama 2 tahun sekian bulan. Dan tahun ini adalah tahun ketiga perkawinan kita. Mulus-mulus ajah? Wow tentu tidak, kita start sama-sama dari 0, kalau kata Mas Didit dari minus :) Di awal" sempet terkaget" juga. Yang kukenal pendiam, ternyata bisa meledak juga kalau marah .... tapi malah nggak nahan, kalau marah makin ganteng :) Makin mengenalnya, makin banyak tau kekurangan dan kelebihannya, harus membuat aku makin menerimanya dan tiap hari harus mencintainya :) Sedappp!!!
Kebahagiaan dalam hidup tidak hanya diukur dari materi saja meski tidak dipungkiri bahwa materi adalah pelengkap kebahagiaan. Berusaha mencukupkan diri dari apa yang Tuhan beri, membuat kita bisa mengucap syukur. Suami yang menerima kita apa adanya, yang nggak neko-neko, anak yang sehat dan cerdas adalah karunia besar yang Tuhan berikan.
Kita lihat tahun berikutnya, tantangan apalagi yang akan kita hadapi :)
Seorang Mbak, temen kerja bilang, "Si R, jadi manager ya?" Dan seorang bapak yang juga terima SK, menyampaikan, "Hari jumat kemarin ngeliat si R pakai baju batik juga". Pun saat seorang temen menginformasikan nama-nama yang pakai baju batik, dia menyebut beberapa nama dalam satu line dan khusus untuk Mr. R, dia tulis di line tersendiri. Semuanya seperti ingin memberi penekanan pada nama itu :) semoga mereka gak berpikir andaikanku jadi sama dia, pasti udah jadi istri Manager hehehe
Hidup adalah sebuah pilihan. Saat kita membuat keputusan, kita nggak bisa lagi menengok kebelakang atau ingin kembali kebelakang apalagi sampai menyesalinya!! Ingin mengenang kembali seperti saat perasaan cintaku yang meletup-letup untuk Papa Nathan hingga memantabkan hati membuat pilihan menjadikan Mas Didit sebagai teman hidupku sampai maut memisahkan. Fase ini tidaklah mudah. Alur yang dialami tiap-tiap individu berbeda.
Kenal Mas Didit atau lebih tepatnya pertama kali ngeliat semenjak aku kelas 6 SD gara-gara temen sekolah minggu yang notabene tetangga Mas Didit, naksir berat. Waktu itu lagi bermain ke rumahnya, eh pas jamnya anak pulang sekolah, diajak duduk di teras demi menunggu Mas Didit pulang. "Lin (panggilanku, Lina), tuh gacoanku dateng, ganteng khan" Weleh .... weleh jaman segitu aku belum tau cowok ganteng, Yus :) ternyata temen-temen gereja juga udah pada ngecengin ... kemana ajah diriku....
Waktu sekolah di STM Telkom Sandhy Putra Malang, sering ketemu Mas Didit di gereja GKJW Talun Malang, kebetulan dia juga kuliah di Malang. Pernah nyapa sekali, karena yang diajak ngomong cuman mesam-mesem ajah, akhirnya kalau ketemu lagi terpaksa menghindar, biar nggak bingung ngajakin ngomongnya. Terakhir nyesel kenapa nggak pacaran dari jaman di Malang dulu.... Coba khan enak, ada yang mbantuin nggarap PR atau ngerjain Tugas Akhir. Hehehe... kembali lagi hidup adalah sebuah pilihan :)
Pernah nyenengin cowok tapi bertepuk sebelah tangan, disenengin beberapa cowok tapi nggak klik. Namanya juga bukan jodoh, gulung koming kayak apapun juga gak bakal nyantol sampai suatu hari di suatu hari minggu waktu pulkam ke bwi, sambil menunggu mama pulang gereja, ngobrol" sama mbaknya Mas Didit. Nanya khabar, bla bla bla sambil menunggu waktu. Aku juga tanya Mas Didit sekarang dimana, bukan nanya mas Didit udah punya pacar apa blom lho:) Dari pembicaraan itu baru tau juga ternyata selama di Malang dulu, Mas Didit nggak kenal namaku, kl cerita ke keluarganya bilangnya ketemu putune (cucunya) Mbah Djait di gereja .... gubrak... sedemikian terkenalnya diriku seorang Mas Didit nggak tau namaku ... kebangetan. Memberikan nomor Ha-Pe ku ke Mbak agar bisa menghubungiku mendapatkan referensi lowongan kerjaan di Jakarta untuk Mas Didit. Sama sekali aku nggak minta no hp-nya, jadi kalau dihubungi ya rejeki kalau nggak yo wes apes. Ternyata begitu nyampai Jkt, langsung dihubungi, aku hanya minta alamat email Mas Didit biar bisa kontak langsung tanpa perantara pihak ketiga.... Eng ing eng ... pertunjukan dimulai....
Berawal dari email yang berbalas-balasan, sampai akhirnya ke pembicaraan yang memberikan sinyal-sinyal, kita mulai merajut perasaan. Saat mulai serius dan mulai mengklarifikasi status, Mas Didit tau kalau sebelumnya aku telah menjalin hubungan yang cukup lama dengan orang lain. Dia mengingatkanku yang intinya dengan menjalin hubungan yang sudah lama berarti sudah invest perasaan, tenaga dan waktu, sementara kalau harus sama Mas Didit berarti mulai dari 0. Hmmm nasihat yang sangat bijak sekaligus membuat diriku bertanya, "apa ini orang serius dan berkeinginan untuk mendapatkan diriku?" Kok ngomongnya gitu? Tapi sekali lagi hidup adalah sebuah pilihan, dan aku memilih Mas Didit menjadi pacarku saat itu :)
Melewati masa pacaran untuk lebih mengenalnya, bertunangan sebagai komitmen awal bahwa kita nggak main" dengan hubungan kita sampai akhirnya berikrar sehidup semati kita lalui selama 2 tahun sekian bulan. Dan tahun ini adalah tahun ketiga perkawinan kita. Mulus-mulus ajah? Wow tentu tidak, kita start sama-sama dari 0, kalau kata Mas Didit dari minus :) Di awal" sempet terkaget" juga. Yang kukenal pendiam, ternyata bisa meledak juga kalau marah .... tapi malah nggak nahan, kalau marah makin ganteng :) Makin mengenalnya, makin banyak tau kekurangan dan kelebihannya, harus membuat aku makin menerimanya dan tiap hari harus mencintainya :) Sedappp!!!
Kebahagiaan dalam hidup tidak hanya diukur dari materi saja meski tidak dipungkiri bahwa materi adalah pelengkap kebahagiaan. Berusaha mencukupkan diri dari apa yang Tuhan beri, membuat kita bisa mengucap syukur. Suami yang menerima kita apa adanya, yang nggak neko-neko, anak yang sehat dan cerdas adalah karunia besar yang Tuhan berikan.
Kita lihat tahun berikutnya, tantangan apalagi yang akan kita hadapi :)
Thursday, August 07, 2008
Dicemburui Papa
Pagi itu papa nampak cemberut, nggak tau apa penyebabnya, perasaan semalem nggak kenapa napa, bangun tidur juga masih asyik, tiba" dengan waktu yang nggak berselang lama kok berubah. Mama tanya apa ada yang salah, bilangnya "nggak". Yo wes. Eh, pas mama buka" ha-pe... ternyata duduk perkaranya baru ketahuan. Ternyata diem" kalau pas mama meleng, papa buka" ha-pe mama, investigasi :) sebetulnya mama juga lakukan hal yang sama seh, tapi ya harus menanggung resiko seperti nggak membuka dan tau apa" tentang isi ha-pe tersebut dong. Itu namanya profesional :)
Mama terima SMS dari Mr ABC yang memberi info kalau Mr XYZ (orang yang pernah nolak mama) mau married. Namanya informasi ya diterima kalau kurang jelas minta diperjelas. Akhirnya bales"an SMS. Nggak ada yang salah toh.... yang salah yang baca SMS-nya khan :) Nggak... nggak.... nggak sesimple itu bagi kehidupan sepasang suami istri. Yang namanya cemburu nggak mengenal logika, usia, waktu atau intelektual sekalipun. Cemburu ... ya cemburu ajah ..... sama kalau mama lagi cemburu, nggak jelas juga!! hahaha..... Perasaan yang paling aneh, nggak enak, memalukan dan menyiksa. Ya, tapi mama juga nggak bisa meminta papa untuk tidak cemburu dan tidak uring-uringan sampai akhirnya mengakhiri dengan kata-kata, "ya wes terserah, aku nggak mau ngelarang-ngelarang lagi". Wah .... kata" ini nih yang membuat mama jadi takut :( berarti papa mau nggak peduli sama mama dong :)
Persepsi orang terhadap batasan benar dan tidak bervariasi. Benar bagi si A belum tentu benar bagi si B. Benar dan salah yang mutlak adalah milik TUHAN, marilah masing-masing kita menjaga perasaan pasangan kita, yang pada TUHAN kita berjanji untuk mencintainya hingga maut memisahkan:)
"Hubungan tidak hanya dibangun dengan rasa cinta, tapi juga dengan komitmen".
Nathan, ulang tahun ke-2
Usia 0 sampai 3 tahun dikatakan Golden Age, andaikan tanah, adalah tanah yang gembur dan subur, siap untuk diberikan benih, disiram, diberi pupuk dan dirawat agar menghasilkan buah yang baik.
Di usia yang sudah 2 tahun ini, Nathan sudah banyak sekali perkembangannya. Kosakata" lucu dan terkadang membuat kita kaget ditambah tingkahnya yang mulai "keras kepala", mulai pelit dengan barang"nya dan ngualemnya minta ampun (malah terkadang sengaja dibuat-buat):) udah diingetin temen" dan referensi" yang pernah mama baca, bahwa usia 2 - 3 tahun adalah masa bandel"nya anak. Jadi tahun ini adalah tahun menamkan moral yang baik pada anak dan tahun menambahkan kesabaran buat mama papa. Tugas berat tentunya buat papa, apalagi mama :) Selamat ulang tahun Anakku
Di usia yang sudah 2 tahun ini, Nathan sudah banyak sekali perkembangannya. Kosakata" lucu dan terkadang membuat kita kaget ditambah tingkahnya yang mulai "keras kepala", mulai pelit dengan barang"nya dan ngualemnya minta ampun (malah terkadang sengaja dibuat-buat):) udah diingetin temen" dan referensi" yang pernah mama baca, bahwa usia 2 - 3 tahun adalah masa bandel"nya anak. Jadi tahun ini adalah tahun menamkan moral yang baik pada anak dan tahun menambahkan kesabaran buat mama papa. Tugas berat tentunya buat papa, apalagi mama :) Selamat ulang tahun Anakku
Renovasi ..... Akhirnya selesai juga
Setelah kita harus ngontrak selama 3 bulan nambah 2 minggu karena rumah direnovasi... akhirnya selesai juga renovasinya. Puas? Harus!! lha sudah ngeluarin duit, waktu dan tenaga untuk pindahan, masak nggak puas. Terhadap kualitas hasilnya? So far .... so so lha, nggak terlalu mengecewakan :)
"Rumah orang Telkomsel banget nih", begitu komentar orang-orang yang melihat cat rumah kita. Secara suami istri nyari duitnya di Telkomsel ya, rumah menyesuaikan... hehe... nggak sih, habis rumah minimalis jaman sekarang paduan warna yang dipakai adalah abu" tua, abu" muda dan merah.... yo wes kita ikutin.
Yang membuat kita seneng, adalah berada di dalamnya, rumah jadi kelihatan lebih rapi, barang" diletakkan sesuai fungsinya, punya gudang untuk naroh blekethekan yang nggak jelas dan yang paling menyenangkan tentu suasana di dalamnya. Ada anak yang selalu meramaikan suasana, ada mama yang selalu ceria dan papa yang hmmmm....
Mari bermain ke rumah kita
Subscribe to:
Posts (Atom)